Kamis, 28 Mei 2009

Democrazy by Thufail Al Ghifari

di dalam hati ku bertanya kegilaan ini
menusuk sanubari menikam asa
dan butakan nurani

Nafas Degradasi peradaban Zaman
ketika para samiri semakin bebas berkeliaran
Gentayangan Dalam percaturan Aqidah sempalan
Kombinasi majas liberal dan logika sompral
Kaderisasi Abdullah bin ubay bin saba bin dajjal
Cangkok modernitas dari kupasan sinetron berlabel dakwah abal-abal
Kacung Dollar yang coba ambil alih kapitalisme dan pembodohan serial
sinetron dalam skenario para pembual
Lalu akhiri setiap chapter Tauhid dengan kuburan meledug,
Mayat penuh belatunglah, kecoalah, cacinglah
Penuh lintahlah lalu bau busuk dan sampah
Sama persis seperti Aqidah para kurawa
Yang caplok sengketa beras bulog
Dari blok konsumerisme rapelan anggota dewan & prestasi jeblok
Tidak beda dengan bisnis vcd porno glosiran glodok
Terkombinasi dalam dana illegal kemunafikan pemilu elit-elit bolot
Mencolok seronok
Mengambil kesempatan dalam kesempitan
Lalu lempar retorika dengan tampang sok menawan
Mengkonsumsi wacana democrazy para legislatif
Dan air lendir kamar hotel sebagai rileksasi alternatif
Kacung zionis yang coba berlaga hanif
Sambil back up prostitusi progresif
Jaringan mafia kemunkaran yang makin atraktif
Hak asasi seperti apa sih yang kalian maksud?
Ketika media jerumuskan propaganda
Mengupas bangkai dan memonopoli sajadah
Menyerang ulama lalu dustakan agama
Persis seperti dusta besar konspirasi yang coba bungkam
Keteguhan Ba’asyir dan poligami Abdullah Gymnastiar

Chorus :
Hati-hati Freemasonri
Terbangun dari rotasi konspirasi
Energy hirarki para tirani
kamuflase hak asasi

skenario pirasi pion konsumerisme klub rotari
voting tentang prostusi dan hak asasi
atas nama kebenaran dari kacamata demokrasi
Undercover!
Agenda tersembunyi ini takkan bisa di barter
Mulai dari isu anti poligami yang dibuat santer
Di carter dari kepentingan fenomena anti teroris ala para crusader
Jual beli saham ibu pertiwi
Untuk devisa dari percaturan departemen maksiat dalam negeri
Playboy takkan mati !!!
Sejak nurani dewan pembantaian rakyat
Membungkam poros indosat
Diatas saham generasi kami
yang dijual dari Riba korupsi BUMN dan MTV
moralitas ejakulasi dana rapelan
bumbu kolesterol pilkada dari kurs busway dan tradisi Banjir Jakarta
imbas invasi kapitalisme dataran tinggi rasuki daerah
Villa pariwisata dan devisa bisnis ejakulasi merajalela
Retorika bagi hasil dan bunga bank
topeng pemodal berwatak hitler yang makin edan
Maka apa arti RIBA?
sejak slogan syariah masih terlalu lugu tuk sterilkan Bank Indonesia dari intervensi IMF
bercampur bersama asset keuntungan jaringan film BF
bensin fatwa haram departemen agama
yang menjilat ulang ludah bisnis minuman keras
atas nama bea dan cukai departemen perdagangan
dan kemajuan pariwisata
persis seperti para munsyid yang mengumpulkan dana untuk palestina
atas nama Jihad dan Dakwah
sambil menunda waktu sholat tepat waktu ketika Adzan tiba
atas nama fiqud dakwah atau takut kehilangan massa
mengaku aktivis dakwah sambil memelihara Taghut yang tak ada habisnya

Chorus :
Hati-hati Freemasonri
Terbangun dari rotasi konspirasi
Energy hirarki para tirani
kamuflase hak asasi

bicara soal zionis dan dakwah atas nama gerakan reformis
perhatikan kelakar para aktivis mulai prejudis, ironis, opportunis
pakai bendera palestina dimana-mana
bicara Jihad Fi Sabilillah
tapi disuruh nikah
malah nawar ukhti dibatas waktu kuliah
akhwat kok di order
emangnya mikrolet
ngak usah ngomong jihadlah
jihad yang aduhai aja nggak berani
gimana mau bicara jihad kayak di Palestina
ya tapi akhirnya ada juga yang berani walimah..tapi ya gitu deh
ngaji pulang ngaji pulang habis walimah ngilang
Realita mulai samakan Tuhan dengan uang
Kalau tidak dia bakal hengkang
Ngambek kayak Gamal Abdul Naseer sama Hasan Al Banna ketika membangkang
Bacot shiffin merajela lalu angkat bendera perang
democrazy kegilaan merasio dilema habiburahman el shirazy
sejak VJ Rianti mendominasi sinema ayat ayat cinta
berharap sajadah cinta mesra bertasbih
dengan lusinan konsumerisme ibu kota
yang tak kunjung beri harapan pada lusinan pemerkosaan akhwat di abu graib
terlalu gaib untuk mampu terjemahkan aib
begitulah democrazy mendominasi hegemoni dengan budaya salib
menyalib rongsokan retorika yang makin kehilangan bait jadi diri
dari lawakan penghisap rokok kapitalis yang coba bicara revolusi
pelacur marx dan nietzhie dari prostitusi stadium zionis tingkat tinggi
level murtad yang makin kehilangan trombosit aqidah islami
logika kronis retorika statis apatis
seidiot syahadat kita di turnamen sepakbola piala asia yang sarat doktrin kapitalis

Democrazy by Thufail Al Ghifari

di dalam hati ku bertanya kegilaan ini
menusuk sanubari menikam asa
dan butakan nurani

Nafas Degradasi peradaban Zaman
ketika para samiri semakin bebas berkeliaran
Gentayangan Dalam percaturan Aqidah sempalan
Kombinasi majas liberal dan logika sompral
Kaderisasi Abdullah bin ubay bin saba bin dajjal
Cangkok modernitas dari kupasan sinetron berlabel dakwah abal-abal
Kacung Dollar yang coba ambil alih kapitalisme dan pembodohan serial
sinetron dalam skenario para pembual
Lalu akhiri setiap chapter Tauhid dengan kuburan meledug,
Mayat penuh belatunglah, kecoalah, cacinglah
Penuh lintahlah lalu bau busuk dan sampah
Sama persis seperti Aqidah para kurawa
Yang caplok sengketa beras bulog
Dari blok konsumerisme rapelan anggota dewan & prestasi jeblok
Tidak beda dengan bisnis vcd porno glosiran glodok
Terkombinasi dalam dana illegal kemunafikan pemilu elit-elit bolot
Mencolok seronok
Mengambil kesempatan dalam kesempitan
Lalu lempar retorika dengan tampang sok menawan
Mengkonsumsi wacana democrazy para legislatif
Dan air lendir kamar hotel sebagai rileksasi alternatif
Kacung zionis yang coba berlaga hanif
Sambil back up prostitusi progresif
Jaringan mafia kemunkaran yang makin atraktif
Hak asasi seperti apa sih yang kalian maksud?
Ketika media jerumuskan propaganda
Mengupas bangkai dan memonopoli sajadah
Menyerang ulama lalu dustakan agama
Persis seperti dusta besar konspirasi yang coba bungkam
Keteguhan Ba’asyir dan poligami Abdullah Gymnastiar

Chorus :
Hati-hati Freemasonri
Terbangun dari rotasi konspirasi
Energy hirarki para tirani
kamuflase hak asasi

skenario pirasi pion konsumerisme klub rotari
voting tentang prostusi dan hak asasi
atas nama kebenaran dari kacamata demokrasi
Undercover!
Agenda tersembunyi ini takkan bisa di barter
Mulai dari isu anti poligami yang dibuat santer
Di carter dari kepentingan fenomena anti teroris ala para crusader
Jual beli saham ibu pertiwi
Untuk devisa dari percaturan departemen maksiat dalam negeri
Playboy takkan mati !!!
Sejak nurani dewan pembantaian rakyat
Membungkam poros indosat
Diatas saham generasi kami
yang dijual dari Riba korupsi BUMN dan MTV
moralitas ejakulasi dana rapelan
bumbu kolesterol pilkada dari kurs busway dan tradisi Banjir Jakarta
imbas invasi kapitalisme dataran tinggi rasuki daerah
Villa pariwisata dan devisa bisnis ejakulasi merajalela
Retorika bagi hasil dan bunga bank
topeng pemodal berwatak hitler yang makin edan
Maka apa arti RIBA?
sejak slogan syariah masih terlalu lugu tuk sterilkan Bank Indonesia dari intervensi IMF
bercampur bersama asset keuntungan jaringan film BF
bensin fatwa haram departemen agama
yang menjilat ulang ludah bisnis minuman keras
atas nama bea dan cukai departemen perdagangan
dan kemajuan pariwisata
persis seperti para munsyid yang mengumpulkan dana untuk palestina
atas nama Jihad dan Dakwah
sambil menunda waktu sholat tepat waktu ketika Adzan tiba
atas nama fiqud dakwah atau takut kehilangan massa
mengaku aktivis dakwah sambil memelihara Taghut yang tak ada habisnya

Chorus :
Hati-hati Freemasonri
Terbangun dari rotasi konspirasi
Energy hirarki para tirani
kamuflase hak asasi

bicara soal zionis dan dakwah atas nama gerakan reformis
perhatikan kelakar para aktivis mulai prejudis, ironis, opportunis
pakai bendera palestina dimana-mana
bicara Jihad Fi Sabilillah
tapi disuruh nikah
malah nawar ukhti dibatas waktu kuliah
akhwat kok di order
emangnya mikrolet
ngak usah ngomong jihadlah
jihad yang aduhai aja nggak berani
gimana mau bicara jihad kayak di Palestina
ya tapi akhirnya ada juga yang berani walimah..tapi ya gitu deh
ngaji pulang ngaji pulang habis walimah ngilang
Realita mulai samakan Tuhan dengan uang
Kalau tidak dia bakal hengkang
Ngambek kayak Gamal Abdul Naseer sama Hasan Al Banna ketika membangkang
Bacot shiffin merajela lalu angkat bendera perang
democrazy kegilaan merasio dilema habiburahman el shirazy
sejak VJ Rianti mendominasi sinema ayat ayat cinta
berharap sajadah cinta mesra bertasbih
dengan lusinan konsumerisme ibu kota
yang tak kunjung beri harapan pada lusinan pemerkosaan akhwat di abu graib
terlalu gaib untuk mampu terjemahkan aib
begitulah democrazy mendominasi hegemoni dengan budaya salib
menyalib rongsokan retorika yang makin kehilangan bait jadi diri
dari lawakan penghisap rokok kapitalis yang coba bicara revolusi
pelacur marx dan nietzhie dari prostitusi stadium zionis tingkat tinggi
level murtad yang makin kehilangan trombosit aqidah islami
logika kronis retorika statis apatis
seidiot syahadat kita di turnamen sepakbola piala asia yang sarat doktrin kapitalis

Rabu, 27 Mei 2009

Homoseksual, Awas!

Wah….serem nian topik kita kali ini yaitu tentang homoseksual. Homo yang bakal kita bicarakan kali ini bukanlah homo pitecantropus, namun homo dalam bahasan ini adalah tentang kaum gay dan lesbian alias menyukai sesame jenis dalam hal seksualitas. Homo yang bukan sekadar banci, bencong, wadam atau cowok yang berperilaku kayak cewek. Tapi homo yang jadi obrolan kita kali ini adalah homo yang parah, yaitu hingga tataran kawin dengan sesama jenis. Di beberapa kalangan, mereka menolak dirinya disebut sebagai homo.? Sebutan gay dan lesbian terdengar lebih keren. Intinya mah saja aja, yaitu suka dengan sesama jenis.

Homo, problem masyarakat

Menyukai sesama jenis dalam hal ini adalah laki-laki mencintai laki-laki atau wanita mencinta wanita sangat tidak bisa dikatakan normal. Mencintai di sini bukan mencintai dalam arti persaudaraan, tapi mencintai secara birahi. Ada kelainan pastinya dalam jiwa orang yang mengidap ‘penyakit’ ini. Masalahnya, orang yang sedang terjangkit tidak menyadari kalo ia sakit. Wah, gawat juga kalo gini.

Di kalangan homo, salah satu pasangan ada yang berperan sok jadi wanita alias banci, wadam, atau wanita jadi-jadian. Tapi tak jarang juga kaum homo ini adalah lelaki tulen yang memang dia lebih menyukai sesama laki-laki sebagai penyaluran hasratnya. Siapa sih yang nggak tahu Mas Nunu alias si Keanu Reeves? Doi yang jelas-jelas tampangnya macho khas cowok banget plus tampan sampai bikin cewek tergila-gila, ternyata eh ternyata adalah seorang hombreng alias homoseks. Dia nggak tertarik dengan cewek lagi, tapi lebih memilih cowok untuk dijadikan pacar dan pelampiasan nafsu seksnya.

Memang sih, masyarakat Barat yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) berpotensi besar untuk mempunyai warga yang ’sakit’ ini. Nggak heran banget, karena pola hidup mereka yang bebas antara lawan jenis, bisa membikin jenuh juga. Aurat cewek diobral di mana-mana. Nggak ada sesuatu pun dalam diri si cewek yang dianggap privacy. Jadilah lama-lama para cowok merasa bosan juga melihat pemandangan yang itu-itu mulu. Keindahan tubuh perempuan jadi nggak bikin minat lagi. Jadilah naluri seksual itu dilampiaskan ke sesama jenis, hiiiii…naudzhubillah.

Masyarakat Indonesia yang memang terkenal latah suka ikut-ikutan, jelas banget gampang terkena penyakit ini. Karena coba-coba, dorongan ekonomi bahkan hingga pelecehan seksual ketika masih kecil menjadi sebagian faktor pendorong munculnya sikap homo. Yang paling parah adalah ketika problem masyarakat ini dilegalkan secara akademis dan memakai Islam sebagai kedok. Beberapa IAIN di Indonesia bahkan terang-terangan mendukung kaum homo dengan memutarbalikkan ayat.

Homo, mulai berani unjuk diri

Kaum homoseks di dunia umumnya dan Indonesia khususnya, sudah tidak malu-malu lagi mengakui bahwa dirinya adalah seorang homo. Hal ini wajar karena dengan berkembangnya teknologi semacam internet, membuat kaum homo di belahan bumi yang stau merasa senasib dengan kaum homo di belahan bumi lainnya. Mereka saling mendukung dan membela ‘kaum’nya dengan berbagai macam cara. Jadilah mereka mendirikan perkumpulan kaum homo yang tujuannya adalah memperjuangkan hak-hak kaumnya terutama dalam tataran hukum sehingga boleh kawin secara sah.

Kaum homo ini seolah-olah mendapat angin segar ketika kaumnya bukan hanya didominasi para selebritis yang jelas-jelas emang nggak bisa dipertanggungjawabkan gaya hidupnya. Kalangan intelektual pun sudah mulai dijangkiti penyakit homo ini. Dede Utomo sebagai bapak Homo Indonesia adalah seorang dosen salah satu universitas negeri ternama di Surabaya yang bergelar doktor. Professor di UIN (Universitas Islam Negeri) Jakarta, Musdah Mulia bahkan menganggap homoseks adalah sesuatu yang alami dan berasal dari Tuhan sehingga tidak ada alasan untuk menolak homoseks.

Tidak berhenti di situ saja. Seorang jebolan universitas ternama di Jogjakarta yang lulus dengan predikat cumlaude juga adalah seorang homo terkenal. Tapi keterkenalan homo yang satu ini bukan karena universitasnya melainkan prinsip dan busana yang dikenakannya. Yupz….dia mentahbiskan dirinya sebagai seorang muslimah taat yang berbusana jilbab dan kerudung menutup rapat seluruh tubuhnya. Dia pun menyebut dirinya sebagai akhwat sholihah (gubraks) yang sedang mencari ikhwan idaman. Uniknya, meskipun sudah mengumumkan dirinya dengan terang-terangan perpindahan orientasi seksualnya, homo yang satu ini masih takut untuk meninggalkan sholat Jumat yang memang notabene wajib bagi muslim laki-laki.

Parahnya, kaum gay ini menuntut agar bisa kawin dan hidup berumah tangga selayaknya manusia normal lain. Di banyak negara seperti Belanda dan Amerika, pasangan gay ini bisa mendapat tempat dan menikah resmi di gereja. Bila kita tak waspada terhadap bahayanya gaya hidup gay ini, bukan tak mungkin ada antek-antek asing yang ‘pura-pura’ menjadi intelektual muslim dan melegalkan aktivitas kaum gay ini. Salah satunya yang sudah bergelar profesor yang jelas-jelas merusak Islam dari dalam adalah Siti Musdah Mulia yang melegalkan homoseks.

Biang kerok munculnya homo

Nah, sampailah kita pada bahasan untuk mencari biang kerok munculnya fenomena homo ini. Kalo dirunut ke belakang, hampir semua kasus menyimpang ini adalah akibat lingkungan. Lingkungan dalam hal ini bisa jadi keluarga yang tidak harmonis, ayah ibu selalu bertengkar, atau ayah yang selalu jadi pecundang dan kalah dengan sikap otoriter sang ibu, dan lain-lain. Atau bisa jadi dominasi saudara yang semuanya perempuan bahkan mungkin juga salah pergaulan.

Dari semua peluang kemungkinan itu, yang paling besar pengaruhnya adalah sebuah sistem yang mapan di masyarakat bernama kebebasan. Kebebasan bersikap adalah menjadi salah satu pilar dari sistem yang jelas terlihat kerusakannya yang bernama democrazy (baca: demokrasi). Sistem usang inilah yang menjadi dewa di mana-mana, disanjung dan dipuja. Sistem ini sengaja dijajakan oleh Amerika dan sekutunya sebagai sarana untuk memalingkan umat Islam dari keberadaan Allah sebagai al-Khalik sekaligus al-Mudabbir (pencipta dan pengatur).

Di bawah lindungan demokrasi, manusia jadi bebas mau berbuat apa saja. Bahkan tak jarang seseorang yang awal mulanya normal sebagai laki-laki yang mencintai wanita bahkan sudah mempunyai keturunan, tiba-tiba saja berubah menjadi sangat nafsu dengan laki-laki saja. Dia pun memilih untuk cerai dari istrinya dan memutuskan menikah dengan sesama laki-laki.

Sekulerisme adalah biang kerok selanjutnya yang berusaha memisahkan peran agama (Islam) dari kehidupan. Sekularisme inilah asas dari Kapitalisme yang sangat memuja materi sebagai tujuan hidup. Bahkan banyak motif dari seseorang yang semula normal menjadi homo, juga karena UUD (Ujung-Ujungnya Duit). Ketika sedang menulis tema ini, ada seorang teman ’share’ tentang beberapa homo yang dikenalnya juga menjadikan uang sebagai motif utama. [ARTIKEL INI BISA ANDA BACA KELANJUTANNYA DI LINK berikut ini:

http://www.gaulislam.com/homoseksual-awas

atau di:

http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest&note_id=100949660866

http://kolom-tutorial.blogspot.com/

web cara membuat blog